Sunday, December 29, 2013

Tentang Hati

Original Post 7 Februari 2012

Ini soal hati. Mengapa sih memaksakan hati? Hati itu bikin nggak nyaman kalau dipaksa. Termasuk ketidaksesuian hati adalah pemaksaan terhadap pilihan. Atau terpaksa oleh keadaan.
Ketika hati sudah dilepaskan dari belenggu pemaksaan, maka hati perlu mencari tautan lain. Atau bukan lain, tapi tautan yang sebenarnya dia inginkan.
Nah, bagaimana hati ini mau nyaman kalau kemudian si tautan yang diinginkan itu sebenarnya lagi galau sama hati yang lain?
Nggak bisa ya hati yang galau menyembuhkan hati yang galau?
Nggak salah sih, hati galau itu kan juga mencari hati yang dia inginkan. Kalau kemudian hati galau itu adalah tautan hati yang diinginkan, maka jadi rempong urusannya.
Jadi bagaimana?
Apakah hati galau itu perlu dipaksa mengikuti kata hatinya? Opsinya dua, bisa sembuh, atau malah tambah galau. Atau hati yang mencari tautan kemudian berupaya menggaet hati galau dan meluluhkannya sehingga nantinya tidak sama-sama galau.
Sederhannya, “kamu galau karenanya, aku galau karenamu”
Kira-kira begitu sih..
Karena konsep mencintai dan dicintai itu tidak memiliki definisi yang baik kalau subjeknya berbeda.
Itu dia.
Mudeng nggak?
Semoga nggak mudeng ya.. Hehehe..

No comments:

Post a Comment