Friday, December 27, 2013

Selamat! Selamat!

Original Post 9 Aug 2012

Di sebuah suplemen novel 23 Episentrum ada sebuah kisah seorang lulusan Farmasi ITB yang di profilnya tertulis, “saya itu kuliah jurusan PSM, sampingannya farmasi”. Cukup biasa bagi mahasiswa yang masa kuliahnya habis dengan aktivitas organisasi :)
Lalu, hari ini newsfeed facebook saya penuh dengan update status dan notifikasi di grup perihal dua emas yang diraih tim PSM Cantus Firmus di Bali International Choir Competition. Yap, dua emas, saudara-saudara! Itu prestasi, banget.
Paduan suara, layaknya bidang lain macam olahraga, benar-benar bertumpu pada sebuah fakta: PROSES.
Kalau di olahraga, nggak akan fasih nge-jab lawan atau nge-smash lawan, kalau nggak latihan. Pun, dengan paduan suara. Mana ada ceritanya bisa baca not, bernyanyi bagus, vokal sempurna, kalau nggak latihan.
Dan yang namanya latihan untuk sebuah LOMBA, itu sungguh MINTA AMPUN.
Saya flashback ke tahun 2007 ketika saya bisa nginthil CF ke Bandung dan ke Jakarta guna ikut dua lomba paduan suara. Mungkin kalau di jaman itu Facebook sudah merajalela, pasti hebohnya sama. Hehehe.. Sayang, itu jaman dahulu kala :D
Latihan untuk sesuatu bernama LOMBA itu sama dengan latihan badminton atau latihan apapun. Awalnya excited, perlahan capek, kelamaan bosan, dan pada akhirnya hectic. Perlu banyak daya dan upaya untuk mengkondisikan semuanya stabil. Ketika kemudian sebuah lagu itu sulit, ketika kemudian gerakan itu sukar untuk dilakoni, ketika kemudian suara nggak bisa berpadu, ketika lantas paduan antar suara lalu kurang blend.
Semuanya itu muncul perlahan di konteks latihan. Ya, latihan.
Waktu KPS Unpar 2007 itu latihannya lumayan lama (saya lupa persisnya), kebetulan bareng sama skripsi saya. Jadi, ya cukup menguras waktu dan tenaga. Tapi dengan latihan dan latihan, bahkan saya sekarang masih bisa hafal bagian yang saya ikut nyanyikan. Kenapa? Lagi-lagi, latihan!
Waktu Golden Voice 2007, persiapannya singkat. Jadilah latihannya kudu ketat. Maka beban serupa batako (eh, batako beneran ding) harus dibawa ketika latihan. Dan percaya nggak percaya, saya masih merinding mendengar lagu Joy To The World, kala saya putar youtube untuk melihatnya.
Dan apa yang diperbuat oleh tim CF di Bali, dengan prestasi itu, pastinya nggak lepas dari latihan yang BERAT. Itu pasti. Nggak mungkin santai-santai. Dan, sekarang kalian memetik buahnya. SELAMAT! SELAMAT!
Dulu, adik saya cewek satu-satunya, yang jadi official di BICC ini, saya bilang GILA. Sejak kapan ya ada yang daftar kuliah karena mau masuk PSM-nya? Ya kayaknya cuma dia ini. Dan salut karena keputusannya berbuah prestasi. Makhluk satu ini benar-benar mengangkangi saya di CF. Kalau saya masuk di semester 3, dia di semester 1. Kalau saya nggak ikut apa-apa, dia jadi pengurus mana-mana. Kalau saya hanya sebatas Bandung Jakarta, dia Palangkaraya Bali. Kalau saya nggak dapat pacar, dia dapat (*kok malah curhat hehehe..). Dan dia berhasil membalik fakta kalau ketika masuk dia mungkin dikenal sebagai ADIKNYA SAYA. Kini? Saya dikenal sebagai ABANGNYA DIA. Itu beda lho. Well, it’s OK, really OK. Itulah bagian dari prestasi.
Sekali lagi, selamat! Tetap merunduk saudara-saudaraku!
Cantus Firmus, prok.. prok.. prok.. prok.. prok..

No comments:

Post a Comment