Wednesday, December 25, 2013

Sinyal Oh Sinyal…

Original Post 12 Agustus 2012

Saya itu orangnya nggak update-update banget soal gadget. Buat saya, gadget itu yang penting fungsinya.
Saya punya HP pertama kali yang sendiri itu Nokia 2100. Lalu bertahun kemudian ganti menjadi Motorola L6, yang dibeli dengan pengaturan dari uang beasiswa. Sebabnya? Ya semata-mata karena si handphone sejuta umat itu sudah galau bin gamang. Nah, dengan Motorola L6 ini saya melakoni tahun 2007 dengan segala tetek bengeknya sampai keypad-nya yang lepas dll, saya akhirnya baru bisa beli HP lagi end 2008. Okelah, itu memang beli HP Mito yang kala itu nggak jelas kualitasnya sampai saya bolak balik Visitel 4 kali dan berakhir dengan tukar tambah Motorola murah yang saya nggak ngerti serinya.
Pulang dari Nias, dengan gaji yang ada, saya akhirnya bisa beli HP LG SU380 kalau nggak salah. Disinilah, saya mulai mengenal HP untuk internet. Sungguh kampung sekali.
Saya bahkan mulai ngenet pakai HP itu di hari saya berangkat jadi pekerja, 4 Mei 2009. Ya, itulah pertama kali saya buka Facebook pakai HP. Sungguh terlambat sekali ya :)
Berikutnya, saya berhadapan dengan galaunya si handphone putih slide itu hingga baterainya gembung. Saya lantas beli HP lagi LG GW300. HP termahal yang saya punya, dibeli dengan harga Rp. 1.400.000,- hahahaha..
Dan karena scroll-nya sudah susah dipencet plus godaan whatsapp dari teman-teman lain, maka beralihlah saya ke Andorid, seri Galaxy, paling murah.
Sejak pakai si putih sampai sekarang, memang saya nyaris selalu online. Entahlah, berasa ada kehidupan lain disana.
Nah, tanggal 7 kemarin, saya agak galau bin gamang, HP itu berisi tulisan-tulisan yang bikin sedih aja. Hmmm, ya sudah, akhirnya saya tidur.
Tanggal 8, handphone saya yang agak canggih mulai menunjukkan tanda-tanda aneh. Biasanya dia pakai sinyal HSDPA. Eh, tanggal 8 pagi itu dia hanya main di EDGE. Wew! Sebelum-sebelumnya, ketika dia tidak HSDPA maka saya akan restart itu HP tanpa ampun. Tapi karena kejadian sebelumnya, saya memang memutuskan untuk 1 hari tanpa social media, karena kemungkinan besar akan berdampak pada stalking. Hedeh.
Nah, anehnya, sampai sekarang itu kejadian. Tapi anehnya lagi, penyakit hobi restartnya hilang seketika juga.
Hmmm, saya nggak tahu sih. Ini mungkin hanya perkara teknis. Tapi buat saya ini mungkin cara bagaimana Tuhan melihat saya terlalu mudah terbawa oleh benda bernama handphone itu. Whatsapp nggak dibales terus galau, status (niat) lucu nggak dikomen, galau juga.
Ah, ngapain?
Nyatanya, ketika dia sekarang EDGE dan nyaris no service, sehingga whatsapp kadang macet, ya saya bisa senyum-senyum aja kok. Ketika dipakai dan lantas hilang sinyal, saya nggak buru-buru restart. Sementara dibiarkan dulu saja. Toh, masih ada jalur lain, SMS atau telepon. Dan pulsa saya kan banyak. Hahahaha..
Begitulah, kadang perkara duniawi ini sangat membuat tergantung. Saya mencoba mengurangi, dan nyatanya saya hidup kok. Jadi, lakukan dan tempatkan sesuai porsinya :)

No comments:

Post a Comment