Friday, December 27, 2013

Kiamat

Original Post 22 Dec 2012

Oke, siapa yang bilang mau kiamat? Siapa yang bilang 12 Desember kiamat? Siapa yang bilang 21 Desember kiamat? Nyatanya posting ini saya tulis 22 Desember dan semuanya masih normal-normal saja.
Dulu, apalagi waktu film 2012 nongol dan buku-buku soal kiamat beredar dengan segala justifikasinya, saya termasuk yang takut. Apalagi saya orang planning yang jelas harus punya visi ke depan. Ngapain saya buffer stok sampai 2014 kalau 2012 udah kiamat? Nah loh!
Sampai kemudian saya sadar ada ayat tertulis di dalam agama saya kira-kira begini, “tidak ada yang tahu, bahkan malaikatpun tidak”.
Ini yang kemudian memberi saya penyadaran. Malaikat aja nggak tahu kok. Kiamat itu sebenar-benarnya kuasa Tuhan. Selesai.
Tapi jujur nih, kemarin saya sungguh merasakan bahwa ada kiamat dalam diri saya. Utamanya setelah hampir menyelesaikan tahun 2012 ini.
Ya, saya mendadak sadar bahwa usia saya hendak 26. Saya melewati usia perak saya dengan.. ah.. kurang optimal.
Okelah, di tahun ini saya bisa ikut serta di dua antologi yang sifatnya mayor, bukan indie lagi.
Okelah, di tahun ini saya akhirnya bisa ikut choir competition lagi.
Okelah, di tahun ini saya merasakan nikmatnya meraih sertifikat ISO hasil jerih payah dari minus.
Tapi, saya ‘kehilangan’ masa depan saya. Saya kehilangan arah yang hendak saya tuju. Paralel dengan Bapak yang selalu bertanya soal jodoh. Hiks.
Ya, perihal jodoh ini lain lagi. Di usia ini juga saya jadi jomblo dua kali (ini informasi nggak penting sebenarnya). Sesuatu yang kemudian menyadarkan saya bahwa masa depan itu sebenarnya ditentukan SENDIRI, bukan dengan orang lain KECUALI orang itu akan sepanjang usia bersama kita.
Dan kini saya menjalani hari-hari dengan totally flat. Nggak ada lagi berangkat pagi-pagi hanya mau menyelesaikan report ke bos. Nggak ada lagi pulang malam demi mencari tahu angka-angka berbicara apa. Bukan lemburnya yang ditekankan, tapi passion saya untuk mengerjakan itu yang musnah. Ya, musnah benar. Musnah karena kekecewaan, musnah karena perlakuan. Dan musnahnya itu, sama artinya dengan kiamat bagi saya sendiri.
Saya punya target 1, 2, 5, dan sekian tahun ke depan. Hampir 4 tahun jadi orang planning membuat saya terbiasa berpikir jauh. Tapi yang kosong adalah, mau ngapain saya diantaranya? Mau seperti ini terus?
Ah! Semoga kiamat ini segera berakhir. Saya butuh sebuah perubahan yang luar biasa. Doakan saya ya! :D

No comments:

Post a Comment