Tuesday, December 24, 2013

Own Way

Original Post 1 Maret 2013

Kemaren nongkrong nggak jelas di depan tivi yang juga nggak jelas, di kos-kosan tercinta yang sudah seminggu tidak didatangi bibik. So, kos-kosan sudah mirip tempat sampah.
Sampah bertumpuk di depan kamar saya.
Piring tidak dicuci.
Bak mandi butek minta ampun.
Obrolan kemudian merembet ke fakta bahwa bulan ini ada 2 orang yang cabut dari kos-kosan. Satunya pindah ke rumah (yang sudah mulai dicicil) sendiri. Satunya pindah ke Jepang untuk pendidikan.
Saya 1,5 tahun ada di kos-kosan ini dengan berbagai perpindahan. Sangat wajar, namanya juga kos-kosan. Dan ini juga makhluk-makhluk pekerja. Orang-orang yang punya own wayown path, jalurnya sendiri-sendiri.
Umur-umur segini, juga sudah jamannya beli rumah sendiri. Mulai hidup dengan baik dan bahagia di rumah milik sendiri. Saya sendiri sih sudah, cuma entah kenapa, saya masih menikmati hidup di kos-kosan begini. Pertama, karena lokasinya dekat kantor. Kedua, karena saya masih ingin bersosialisasi di luar kehidupan kantor saya. At least, saya bersosialisasi dengan anak-anak kos yang lain, yang perlahan berkurang itu.
Dan memang, sejak saya masuk, baru kali ini kos-kosan tinggal berisi 5 manusia saja. Bahkan 4 kalau tidak akhir pekan. Dulu, bahkan sempat terjadi kondisi kamar penuh. Ketika itu, semuanya repot karena 10 sepeda motor menghuni kos-kosan ini. Sekarang? Parkirnya santai saja masbro :)
Ya begitulah kehidupan. Semua punya jalurnya sendiri-sendiri, untuk kemudian disimpangkan satu sama lain? Iya kan? Sederhana kan?

No comments:

Post a Comment