Monday, December 16, 2013

Arti Berani

Original Post 9 Agustus 2011

Sesungguhnya ini sudah saya tahan-tahan, tapi kok lama-lama bikin emosi juga. Baiklah jika saya tuangkan disini.
Saya main suatu game online bernama Tribal Wars. Ceritanya mirip-mirip Age of Empire lah, cuma bedanya, suatu desa itu bisa dialihnamakan. Merebut desa orang gitu lah ceritanya. Dan karena pemainnya cukup banyak, maka disediakan kontinen yang banyak. Dan ada yang namanya kaum. Seorang pemain bisa masuk suatu kaum, lalu suatu kaum bisa jadi perang sama kaum lain. Makanya namanya Tribal Wars.
Alkisah saya tumbuh dan besar di suatu kontinen di tenggara. Karena suatu dan lain hal, saya merangsek naik, bergerak terus ke atas ke suatu tempat yang jauh dari desa awal saya dan dari kaum saya. Dan disebuah kontinen saya punya suatu desa, kecil.
Belakangan, pemain dengan rangking 5 di Tribal Wars ini menyerang desa kecil saya terus menerus. Tujuannya tidak untuk mengambil alih, tapi sekadar membuat menderita. Saya yang kecil ini mencoba terus melawan.
Lama-lama di menyerang desa saya yang terpecil, di kontinen lain lagi. Saya jadi mikir, ini orang maksudnya apa?
Oke, terlepas dari perspektif perang kaum yang menghalalkan serang menyerang. Umpama kita sudah mapan di suatu tempat, ada orang lain yang masih baru, dia kita biarkan tumbuh atau langsung kita binasakan? Dua opsi ini lebih baik daripada yang saya alami, dibiarkan hidup tapi menderita.
Kita kadang suka melihat orang lain menderita. Itu sifat manusia yang sama sekali nggak baik.
Sekarang coba si pemain yang ngakunya nomor 5 itu, main-main ke kontinen tempat saya bertumbuh kembang. APA BERANI?
Pasti nggak, dia kan cupu.
Itulah, sifat dasar manusia yang tamak. Hidup itu perlu berbagi, teman!
Semangat!!!

No comments:

Post a Comment