Wednesday, December 25, 2013

Bahagia Itu Adalah Pilihan

Original Post 25 Maret 2013

Baru blogwalking dan menemukan statement lawas yang saya jadikan judul posting ini. Bahwa sebenarnya bahagia itu adalah pilihan.
Saya jadi ingat tayangan beberapa minggu lalu, ketika wawancara dengan transmigran di Pulau Buru.
“Bapak bahagia disini?”
“Bahagia.”
Coba tanyakan sama saya, bisa jadi jawabannya akan lain.
Juga ketika Mamak saya kemarin menelepon dan dengan bangganya bilang bahwa lauk pauk untuk saya sudah dibeli. Ini bahkan 2-3 hari sebelum saya berangkat lho. Iya, betapa bahagianya Mamak ketika saya pulang. She said ‘kesayangan’, although I know who is the really ‘kesayangan’ off course.. hehe.. It’s okelah :D
Sebuah pilihan untuk menjamu anaknya, alih-alih mudik ke kampung halamannya. Sebuah pilihan yang kemudian diputuskan.
Dan, di tengah pola pikir semacam ini, dengan segala kiri-kanan yang bikin mikir, apakah saya kemudian bahagia? Tidak, itu jelas. Kenapa? Karena ternyata saya tidak memilih untuk bahagia.
Peristiwa yang ada di sekitar sebenarnya adalah input untuk dikendalikan. Apakah saya memilih untuk menerima, marah, ngamuk, kecewa, atau lantas tersenyum? Pilihan itu ada 100% pada diri saya, pada diri kita.
Jadi, mari mencoba memilih untuk bahagia :)

No comments:

Post a Comment