Wednesday, December 25, 2013

Barang Mahal

Original Post 15 April 2013

Anggap saja ini posting sotoy, anggap juga posting katro. Ya terserah yang mau baca lah.
Jadi ceritanya, dalam kurun waktu yang sebentar, dan sesingkat-singkatnya, saya bergaul dengan barang yang menurut saya mahal.
Ehm, saya ini aslinya katrok, walaupun udah hampir 4 tahun punya penghasilan sendiri, dan nominalnya lumayan. Bukti kalau saya katro adalah begitu saya dikasih kaos POLO kerah sama kantor yang lama dengan harga 250 ribu, itu baju tak dewa-dewakan. *jarang punya barang mahal*
Kalau beli celana jeans, misalnya. Saya bahkan punya limit yang sangat murah. Terakhir kali berburu jeans di Ramayana Palembang itu dapat harga 160 ribu, dan itu adalah jeans termahal yang pernah saya beli.
Juga kaos. Seumur-umur, kaos termahal yang saya punya adalah kaos ori Semen Padang, Rp. 80 ribu, di toko olahraga milik India di Jalan Sudirman, Palembang.
Nah, sebulan terakhir ini, saya sudah melampaui limit itu. Saya beli celana harga 300 ribu. Saya juga punya kaos KW Inter dengan harga 180 ribu. Ah, tembus limit semua kan?
Mahal atau tidak, itu sangat relatif. Mungkin buat orang yang punya latar belakang mentereng, nominal segitu nggak ada apa-apanya. Iyalah, kalau Zara, mungkin 300 ribu cuma dapat kancing doang kali ya.
Tapi, buat kalangan lain, 300 ribu itu bisa dapat satu lusin pakaian.
Nah, saya sendiri sudah merasa bersalah dengan limit yang terlewati itu. Semoga melampaui limit ini tidak serta merta bikin saya keterusan. Mengingat gaya hidup saya makin hedonis saja hari-hari ini. Itulah, Mei 2009, saya sama sekali nggak punya apa-apa selain 1 buah rekening BCA buat payroll. Dan bisa hidup.
Masak sih sekarang nggak bisa?
*edisi tobat finansial*

No comments:

Post a Comment