Sunday, December 29, 2013

Keunikan Adat (tentunya masih versi saya)

Original Post 9 Juli 2011

Akhir-akhir ini tiba-tiba otak saya sangat produktif. Tapi sebenarnya ini gejala umum sih hehehe.. Setiap kali saya berada dalam suasana menganggur, menunggu, atau dalam perjalanan, ide-ide lari-lari di kepala. Cuma belakangan ide itu muncul dengan urutannya, bukan sekadar ide-ide liar yang sulit ditangkap dan kemudian hilang ditelan sentrum memori yang lain.
Hari ini saya servis si BG, sebuah benda yang dengan jelas dan gamblang menahbiskan saya sebagai PRIA BERKHARISMA. Silahkan dimaknai sendiri maksudnya.
Tiba-tiba saja sisi-sisi keunikan adat yang pernah saya tangkap, muncul. Hmmm… Baiklah untuk coba dikompilasi.
Sekilas info, bapak saya orang Jawa (galur murni), mamak saya orang Batak (galur murni) juga, lantas saya galur wistar? Oh no, itu mah tikus. Saya campuran Jawa-Batak, dan sebagai tambahan saya lahir dan besar di Bumi Minangkabau. Hehe.. Plus, ada tambahan pernah dua tahun ada di Bumi Sriwijaya. Setidaknya, ada 4 adat yang bisa saya padu padankan disini.
Iseng-iseng pertama, bahwa bahasa Batak itu lebih unik. Mengapa? Karena saya sulit menguasainya? Ya jelas bukan. Tapi pattern bahasa dan adat dari Batak sendiri memang sudah berbeda. Coba jalan ke lapo-lapo tuak, biasanya ada silsilah keluarga besar Batak disana, luas sekali, berawal dari Yang Mulia Si Raja Batak. Inilah yang menyebabkan, setiap kali orang batak bertemu, yang ditanyakan adalah marganya. Kenapa? Ada kemungkinan sama, dan jika sama itu berarti bersaudara. Sesama Sinaga misalnya, tidak boleh kawin. Itu yang saya heran lihat di tivi-tivi atau di berita singkat ketika suami dan istri sama-sama bermarga Nasution. Emang boleh? Aya-aya wae. Dan jangan lupa, tidak sekadar sesama marga. 2-3 marga punya persaudaraan sendiri, saya sebagai Simamora misalnya, nggak boleh lirik-lirik ke marga Manurung (itu pesan Bapak Manurung yang saya temui di Nias, asli, bukan rekayasa). Karena kedua marga ini masih dalam satu kesatuan.
Hal kemargaan dan kesukuan juga ada di Minangatamwan. Tapi dengan jumlah yang lebih sedikit karena asal mulanya adalah dari suatu daerah, kalau Batak tadi, dikisahkan dari orang. Daerah tidak bertambah besar, tapi orang bisa beranak-pinak. Minang cuma ada satu lapis, tapi kalau Batak, berlapis-lapis, Simamora saja ada beberapa macam. Heleh-heleh. That’s Unique!
Iseng-iseng kedua menghasilkan fakta, bahasa punya pertalian kemiripan. Tapi ada yang bisa melenceng. Sebutlah TIDUR, dalam bahasa Jawa bisa kita kenal dengan SARE atau kasarnya TURU. Dalam bahasa Batak dikenal dengan MODOM. Secara Minang ada yang spesifik LALOK. Kalau Palembang punya ada TEDOK. Kita lihat Jawa dan Batak punya jalan sendiri, sementara LALOK sangat mendekati LELAP, dan TEDOK juga sangat mendekati TIDUR.
Lalu untuk menanyakan KEMANA. Di Batak ada TU DIA, Minang ada KA MA, di Jawa NANG NDI, di Palembang KEMANO (dengan lafal E yang nyaris tidak diucapkan).  Bahasa Batak agak mirip Inggris malahan. Sementara yang lain punya jalannya sendiri-sendiri.
Atau misal lagi, menyebut ADA, Batak bilang ADONG, Minang bilang LAI, Jawa bilang ONO, Palembang sebut ADO. Kali ini Bahasa Minang yang berjalan dengan patronnya sendiri.
Sebenarnya saya mau bikin matriksnya, tapi sayang penguasaan bahasa Batak saya lemah, pun bahasa Jawa Kromo. Saya betul-betul belajar dari pergaulan, sehingga yang muncul di otak hanya yang lapis-lapis pergaulan saya. Yah, setidaknya kalau saya beli Lapo, pas mbayar bisa bilang “SADIA?”, kalau beli sate Padang bisa tanya “BARA, DA?”, kalau beli pempek bilang “BRAPO KAK?”, kalau beli nasi uduk bisa tanya “SABARAHA?”, dan kalau ke Mart-Mart nggak usah tanya, dia bisa bilang jumlahnya sendiri.. Percaya atau tidak, itu sudah saya lakukan di Cikarang sini. Hehehehehehe..
Kita punya unik, itu value, itu perbedaan. Tapi perbedaan baiknya tentu memperkaya, bukan malah memperkosa satu sama lain. Iya kan? Saya yang pernah mencicipi beberapa budaya itu, merasakan nikmatnya memperkaya diri dengan keunikan yang ada di kita. Tapi kenapa di luar sana banyak yang keukeuh pada kesukuannya, menganggap yang lain itu inferior, tidak baik, harus dihambat, dan sebagainya?
Kalau kata Romo Hari (sumpah saya kangen ikut misanya dia), jawabannya dalam hidup kita masing-masing.
Semangat!!!

1 comment:

  1. lucky club: play casino sites in Nigeria
    Lucky club is an online casino that allows you to luckyclub.live play the best real money casino games on the go. Lucky Club casino site. Lucky Club  Rating: 4.2 · ‎4 votes · ‎Free · ‎Android · ‎Game

    ReplyDelete