Wednesday, December 25, 2013

Bagian Tersulit

Original Post 13 Juli 2011

“Bagian tersulit saat mencintaimu adalah melihatmu menyuruhku mencintai orang lain.”
Sepotong bait galau bin gamang terlintas di depan matanya. Mata yang masih menatap kosong, nanar, tanpa makna. Mata yang selalu mengamati lika-liku, tindak-tanduk, gerak gerik, dan kata ulang yang lainnya. Mata yang selalu meneteskan ekskresi berlebih, ketika objek di depannya tak sedikitpun menoleh padanya. Mata yang selalu waspada, pun selalu berharap, bahwa sesuatu di depan sana berbalik kesini, barang sesaat, untuk sekadar tahu ada mata itu disini.
Mata itu bertahun menatap objeknya.
Dan mata itu tak sekali mengeluarkan air.
Mata itu berkali mendekat.
Dan mata itu tak sekali terpejam karena perih.
Sepasang mata yang berjuang untuk tetap melihat. Mata yang rela dibutakan oleh lainnya. Mata itu buta akan yang lain, kecuali objek itu. Mata yang sepenuh jiwa, berupaya keras tak berkedip demi keindahan di hadapannya.
Keindahan yang maya?
Semua menjadi maya, ketika dengan sebersit mata dan mata saling menatap, sambil terselip makna, “jangan cintai aku”.
Sakit.

No comments:

Post a Comment