Tuesday, July 30, 2013

Premium Ternyata Pertamax? So What?

Original post 25 April 2013

Terjawab sudah kenapa Alphard nggak rusak walaupun corong kuning yang nampol disana. Dan saya pastikan juga pembelian Pertamax akan merosot drastis sehabis-habisnya begitu tahu kalau kualitas Premium sudah sama dengan Pertamax dengan harga yang dua kali lipat.
Sebagai pengguna bensin non subsidi, saya sih biasa aja.
Merasa ketipu–itu mungkin milik sebagian orang. Sudah bayar mahal untuk kualitas yang katanya lebih baik, eh ternyata yang murah itu lebih berkualitas. Lalu saya mau tantang orang pekok yang sok ngerti mesin yang dengan pedenya bilang saya bodoh ketika saya bilang bahwa saya ngisi Karisma 2003 dengan Pertamax/Shell Super.
Sini lu, keluar kalau berani :)
Well, saya sudah bilang berkali-kali di blog ini. Masalah hati saja kok. Masih rela disubsidi negara, sementara gaji lebih tinggi dari UMR, masih jomblo alias bujang, dan belum banyak tanggungan? Okelah, even saya juga malas baca SPT pajak saya ketika lewat jalan Cikarang Cibarusah itu isinya lubang semua. Tapi setidaknya saya boleh senyum bahwa pajak saya tidak saya balikin ke tanki bensin saya.
Persis yang teman saya Agung Toshi pernah bilang, “saya tidak layak disubsidi”. Sebuah pernyataan bagus generasi muda yang pasti nggak akan muncul di pikiran banyak orang muda lainnya.
Jadi, mau itu Premium isinya Pertamax Plus, njuk ngopo? Aku ora urus kok. Lagipula saya seringnya juga beli Shell.. hehe.. Yang artinya, bahwa saya memang tidak mengalirkan kembali pajak yang saya bayarkan ke tanki bensin saya sendiri. Itu saja, cukup.
Semoga masih banyak orang pemalu di Indonesia Raya ini. Malu mengalirkan kembali pajaknya, ke tanki bensinnya sendiri. :)

No comments:

Post a Comment