Tuesday, July 30, 2013

Kertas Fotokopi

(Original post 3 May 2013)

Jaman dahulu kala, apalagi ketika masih jadi mahasiswa, fotokopian adalah hal yang sangat melekat di dada sendiri. Satu hal yang bikin saya agak berpikir adalah waktu di YA-YO, ketika kertas habis, mas-mas fotokopian itu nggak langsung mengambil kertas baru dan memasukkannya ke slot di dalam mesin, tetapi melakukan tindakan yang buat saya itu merusak kemulusan kertas. Iya, kertasnya digoncang-goncang, digoyang-goyang, baru kemudian dimasukkan.
Dulu saya nggak ngerti.
Bahkan sampai 2 tahun saya akrab dengan fotokopian di kantor lama, juga nggak ngerti.
Baru ketika mulai akrab menangani mesin fotokopian yang tersendat (karena lokasi meja kerja saya paling dekat dengan mesin fotokopi), baru deh saya ngeh.
Menggoncang dan menggoyang kertas yang rapi itu memang merusak kemulusan, tapi itu sangat berguna untuk memastikan bahwa kertas yang akan masuk ke pencetakan benar-benar 1, tidak lengket dengan 1-3 kertas lainnya.
Kalau lengket, ada kemungkinan jam alias macet.
Nah, saya jadi mikir, ini kan sama dengan performa kerja. Kalau kita perform tapi ada yang nggandul dan nempelin, itu pasti nggak baik. Jadi, kalau kerja, ya perform-lah sendiri, tanpa embel-embel orang lain, pasti nggak akan jam alias macet mesinnya. Kita (kertas) akan bisa dicetak dengan baik dan benar.
*sedikit refleksi habis masukin kertas baru ke mesin fokopian*

No comments:

Post a Comment