Monday, December 9, 2013

Me and My Sister: Serupa Tapi Tak Sama

Original post 25 Januari 2012

Barusan banget... Membaca tulisannya my only sister. Itu bener nggak ya Inggrisnya? Nggak peduli. Walaupun my big bro adalah guru Bahasa Inggris, tapi nggak ngaruh kan ke saya. Hahaha..
Di tulisan itu, tanpa banyak permisi, nama saya tidak disebut.. Huh.. Tapi semuanya disamarkan dengan ABANG SULUNG. Hahaha.. Ya, saya!
Saya dan dia, anak pertama dan ketiga. Dan entah kenapa, ada hal-hal yang sama.
Kalau beda sih jelas, terutama soal WARNA KULIT. Ini keadilan surgawi, ketika cewek dianugerahi kulit putih. Yah, 8 dan 10 manusia tidak percaya kalau kami abang adik. Saya sih memaklumi. Kadang kenyataan itu pahit kok.
Alur pendidikan kami juga mirip. Saya sebagai anak pertama, jajal IPA. Padahal jujur, kalau ada jurusan Bahasa, pasti saya masuk Bahasa. Nah, di JB waktu itu nggak ada jurusan Bahasa, adanya IPA, IPS, dan Pulo Gadung *ehh...
Lalu hendak masuk Sastra. Sudah daftar, sudah diterima, tinggal BAYAR. Dan kandas di akhir, karena gengsi. Anak IPA kok masuk sastra? Heleh..
Maka saya terdampar di dunia Farmasi, sampai lulus (syukurlah 4,5 taon sudah sama Apotekernya), sampai kerja (sudah hampir 3 taon), dan entah sampai kapan.
Lalu adik saya?
Menurut kisah di blognya, yang tidak pernah diceritakannya pada saya, dia juga hendak masuk Bahasa. Kalau itu saya yang menantang. Soalnya dia dulu rangking 1 pas kelas 1. Sayang aja otaknya. Walaupun saya tahu, walaupun tampak pintar. Dia itu semacam dongo. *kaburrrrr...
Lalu soal kuliah. Hemmmm.. Sungguh bukan saya.. sungguh..
Ketika my big bro ikut-ikutan sekolah dengan saya di SMA, my sister malah ikut-ikutan satu jurusan dengan saya di kuliah. Kadang pilihan anak pertama itu penting ya! Hahahaha.. *sombong mode on. Please note kalau si bungsu sebenarnya pengen ikut-ikut juga, tapi terkendala kehendak. Wkwkwkwk...
Dengan alur cerita yang mirip, mau masuk sastra tapi nggak jadi, itu sisi positif yang memperlihatkan, bahwa sejatinya kami tidak cocok di farmasi. Hahaha.. Untung saya sudah lulus duluan.. Weekkkkk..
Dan syukurlah, dalam perjalanan berikutnya, dia yang lagi-lagi IKUT-IKUT saya di PSM, bisa berkembang. Dia jauh lebih berkembang di PSM. Kalau pertama masuk, embel-embelnya adalah "ADIKNYA SI INI YA", maka bertahun kemudian, ketika aku masuk kembali di PSM, aku berubah menjadi "ABANGNYA SI INI YA". Aku nggak iri, bangga malah.. Ketika dia bisa lomba kemana-mana, ikut lomba yang jaman saya cuma mimpi. Bisa jadi anggota keluarga pertama yang menginjak KALIMANTAN. Asyemmm.. Hahaha..
Apalagi yang sama? Itu sudah banyak kan. Dan intinya kami tidak sama dalam hal nasib. Dia dua kali menjalani percintaan sudah cukup. Kalau saya? Ehmm.. Sama Yang Di Atas disuruh lebih dari dua. Hehehe..
Gara-gara baca-baca blognya, jadi pengen membongkar banyak hal.. Untung pakai rem.. hihihi..
:)

No comments:

Post a Comment